Pages

15 Oktober 2013

Oleh-oleh #KampusFiksi4 - Part 2

Karena kesibukan yang bejibun belakangan ini, akhirnya aku baru bisa menyempatkan menulis oleh-oleh dari Kota Gudeg tanggal 28-29 September 2013 lalu. Lagi-lagi ini juga hasil copas dari blog teman, hehe karena catatanku sudah raib entah kemana.

4+1 Cara Menjadi Seorang Penulis | Oleh-oleh #KF4


Semua bisa jadi penulis, kok. Meskipun kamu bukan dari lingkungan dan keturunan penulis. Semua bisa jadi penulis, kok. Asalkan kemauan itu diiringi dengan kerja keras. Gigih!
Itu yang selalu ditegaskan Pak Edi selaku CEO DivaPress. Dalam setiap sambutannya, kata itu selalu diucapkannya. Benar, beliau bercerita bahwa beliau bukanlah dari keluarga dan lingkungan penulis. Namun, beliau gigih menulis, belajar secara otodidak untuk menulis. Mengispirasi sekali. Super.
Di malam penutupan beliau memberikan empat wasiat secara langsung kepada kami, di sambutan terakhir beliau. Bagaimana, sih, untuk jadi penulis, apa yang harus dilakukan?

1. Menjadi penulis itu, adalah menulis itu sendiri.
Punya keinginan menulis saja tidak akan membuatmu menjadi seorang penulis. Punya segudang teori menulis saja tidak akan membuatmu menjadi penulis. Yang penting adalah menulis itu sendiri. Oke.

2. Jangan pernah menyerah menulis, sampai kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
Terus berlatih menulis, meski sudah punya belasan novel dan ribuan cerpen. Ingat! Writer block itu hanya alasan kemalasanmu saja. Tidak ada istilah seperti itu dalam menulis. Jika tidak mau tiba-tiba malas karena bingung lanjutan cerita yang ke mana-mana, pakai outline atau rangkaian, dong, biar cerita tetap terjaga.

3. Jangan malas membaca, mengamati, diskusi untuk memperluas cakrawala.
Mau jadi penulis kok nggak mau baca. Ibarat bak mandi, jika airnya diambil terus tanpa diisi pasti akan habis. Begitupun isi kepala, atau ide kita. Membaca akan memperluas cakrawala dan pengetahuan kita yang akan memperkuat tulisan kita.

4. Jaga attitude kalian sesejuk-sejuknya, baik dalam ranah profesional atau pun bukan, dengan siapa pun kalian berhubungan. Ingat selalu, “Menang jadi arang, kalah jadi abu.”
Penulis wajib jaga attitude ya.... Nggak boleh sombong, congak de-el-el.
Ingat hubungan antara penulis, penerbit, dan toko buku. Ketiganya saling berhubungan. Penerbit yang didalamnya ada editor, layouter, designer, pencetak, marketing adalah jembatan penulis  menuju ke pembaca (toko buku).
Selain ke empat itu yang disampaikan secara langsung, ternyata ada satu tambahan yang pada akhirnya diposting di blog pribadi beliau.

5. Jika kelak kalian menjadi orang yang kuat, diberi kelebihan oleh Tuhan, gunakanlah kekuatan kalian untuk memberikan kemanfaatan sebanyak-banyaknya pada orang lain.
Jangan pelit-pelit ilmu, ya. Orang yang baik adalah orang yang mau berbagi, orang yang memberikan manfaat pada orang lain.
Aku benci malam itu, apalagi setelah di-play foto-foto selama pelatihan berlangsung di sesi terakhir penutupan malam itu. Satu persatu anggota keluarga itu pulang ke rumah masing-masing. *nangiskayaResty
Eh ada yang selalu nangis dikala dimintai pamit lho. Kasihan banget, air matanya sampai seember lho ya. (Ini lebay)

sumber  http://roeman-art.blogspot.com/2013/10/41-cara-menjadi-seorang-penulis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah berkunjung, nggak enak dong kalo nggak ninggalin jejak.
Silahkan berkomentar yang sopan yaa....