Pages

6 Februari 2014

“SURAT UNTUK STILETTO BOOK”


          Dear, Stiletto...
          Wah... nggak terasa ya perjalanan Stiletto sudah menginjak usia 3 tahun. Padahal rasanya baru kemarin lho aku kenal sama Stiletto.
         Iya... iya... kemarin. Kira-kira beberapa bulan yang lalu, saat aku lagi gencar-gencarnya menulis, terus aku rajin banget browsing info-info lomba menulis dari internet. Nah, saat aku browsing-browsing itu search engine ku ketemu deh sama Stiletto. Aku penasaran dong sama nama uniknya Stiletto dan berlogo sepatu merah itu. Buru-buru deh aku klik. Ternyata saat itu Stiletto lagi ngadain lomba menulis bertema “A Cup of Tea for Lover; Cinta Buta”
          “Wah, kesempatan nih buat ikut,” pikirku saat itu. Aku langsung terjun mencari-cari referensi buku-buku terbitan Stiletto. Aku juga mencari tahu bagaimana karakter naskah yang diterima Stiletto. Pokonya usaha banget deh buat ikutan lomba itu.

Aku langsung meluncur deh ke toko buku di kotaku. Begitu sampai disana, mataku bergerak liar menuju jajaran rak buku yang berisi buku-buku terbitan Stiletto. Terus, aku ketemu novel “Dear Friend with Love”. 
Begitu baca judulnya, aku langsung tertarik. Soalnya aku pikir novel ini tentang kisah persahabatan yang berubah menjadi cinta. Pas banget sama ceritaku (lhoh, malah curcol :D).  Uhm, tapi setelah aku baca, ternyata alurnya nggak sesederhana yang aku bayangkan. Karin dan Rama harus melewati hati yang lain dulu sebelum mereka bersatu.
Aku langsung terhanyut sama ceritanya. Konflik-konflik yang disuguhkan itu lho, cetar membahana badai. Tapi.... tapi... gara-gara asyik baca buku ini –ditambah lagi ada kesibukan lain- aku jadi melupakan deadline lomba “A Cup of Tea for Lover; Cinta Buta” nya. Pas aku udah bikin cerpennya dan mau kirim, ternyata malah kelewat deadline. Hiks, hancur hatiku saat itu. Rasanya seperti dipanah pake panah api yang panas membara, lalu hatiku hancur berkeping-keping jadi tak bersisa (hehe... lebay). Ya udah deh cerpennya masuk museum folder komputer aja.
Beberapa bulan kemudian, ketemu lagi deh sama lomba review “Anakku Sehat Tanpa Dokter”. Pengen ikutan sih, tapi kan buku ini genrenya buat ibu-ibu ya? Jadi aku kurang tertarik aja, hehe... sampai akhirnya ketemu sama lomba menulis “Surat untuk Stiletto Book” ini. Langsung aku ikutan curhat deh.
Mudah-mudahan di usia yang ke-3 ini, Stiletto bisa menjadi penerbit yang sukses, dan disukai oleh para pembaca. Semakin banyak melahirkan karya-karya hebat dari penulis-penulis terhebat pula. Buku-bukunya semakin best seller juga. Dan yang paling penting, semakin sering mengadakan lomba menulis. Hehe... biar aku bisa ikutan gitu.
O, ya Stiletto. Aku belum pernah mengirim naskah ke Stiletto. Soalnya, aku masih belajar menulis juga. Mudah-mudahan di suatu hari yang cerah nanti, Stiletto bisa benar-benar mewujudkan mimpi aku, untuk menjadi wadah melahirkan karyaku. Very hopefully ^_^
Happy Birthday, Stiletto....

From : 
Nurry Savitri
sha_vie3@yahoo.com