Pages

11 Agustus 2014

One Day With You





Aku tak tahu hubungan apa yang kita jalani saat ini. Mungkin benar kita sudah memutuskan untuk tak lagi bersama. Meski kini, ada orang lain dalam hidupmu dan aku pun sedang berusaha untuk mencari orang lain sebagai penggantimu. Tapi, tak bisa dipungkiri dalam hati kita masih ada rasa yang begitu kuat.
 
Aku tahu mungkin aku bodoh. Di saat semua orang mengatakan aku harus menjauhimu, tapi nyatanya aku tak sanggup melakukan itu. Rasanya ada benang merah tak kasat mata yang menghubungkan aku denganmu. Apakah ini takdir atau hanya sebuah kebetulan semata?

Rasanya terlalu sulit pisah denganmu. Padahal aku sudah berkali-kali mencoba untuk acuh padamu. Tapi, benang merah itu selalu ada dan seolah menyatukan kita. Apa kau percaya itu? Oh, sungguh. Ingin rasanya aku tak percaya akan hal itu. Ingin rasanya aku menjalani hari-hari baruku tanpa kamu. Tapi, lagi-lagi.... ah, mungkin aku yang terlalu bersemangat mengatakan bahwa benang merah itu ada. Apakah benang merah itu adalah takdirmu dan takdirku, yang akan membuat kita saling terhubung satu sama lain?

Berbicara denganmu, tertawa bersamamu, makan siang bersamamu, adalah hal yang sangat menyenangkan dalam hidupku. Jika aku bisa, aku ingin memohon pada sang waktu agar berhenti berputar saat itu. Agar aku bisa lebih lama dekat denganmu. Agar aku bisa lebih lama menatap wajahmu. Agar aku bisa lebih lama mengobrol denganmu. Ah, bersamamu adalah hal terindah dalam hidupku.

Aku tahu, banyak orang yang lebih baik darimu. Dalam hal apapun, tak ada yang pantas dibanggakan darimu. Tapi, aku tak pernah melihat sisi burukmu. Ada hal lain yang membuatku selalu kagum padamu. Berbicara tentang masa depan, berbicara tentang pahit manisnya hidup, berbicara tentang keluarga masing-masing, adalah hal yang sangat menarik buatku. Dan aku belum menemukan seseorang yang bisa diajak berbicara dari hati ke hati sepertimu. Aku merasa nyaman bercerita tentang apapun padamu. Aku merasa aman ada di dekatmu. Dan aku merasa bahagia saat bersama denganmu. Kenapa waktu terasa begitu cepat saat kita bersama?

Biarlah semua orang menganggap aku bodoh, karena terus-terusan berbaik hati padamu. Empat tahun bersamamu membuat aku bisa mengenal dan memahami karaktermu, jauh dari yang orang lain pikirkan tentang kamu. Kamu pun pasti juga begitu. Kamu bisa mengenal dan memahami karakterku lebih baik dari orang lain. Lalu, kenapa kita tak kembali bersama?

Kalau boleh jujur, memang aku menginginkan hal itu. Kita kembali bersama, membuka lembaran hidup baru. Membina keluarga kecil bersama dan mengarungi kehidupan bersama. Memulai kehidupan baru dan pekerjaan baru semuanya dari nol. Tapi, aku tahu saat ini hal itu tak mungkin terjadi. Ada hal-hal yang membuat kita memang harus menjalani hubungan seperti ini. Saling mencintai, tapi tidak untuk memiliki. 

Lama aku berpikir tentang hal ini. Rasanya sulit sekali menerima kenyataan kita sudah tak lagi bersama dan kau sudah punya orang lain disana. Tapi, inilah hidup. 6 bulan tanpamu, aku berusaha lebih bijak dan lebih dewasa memahami hidup. Bahwa ada hal yang harus dipelajari dari semua kehidupan ini. Mungkin memang benar kita masih saling mencintai, tapi mungkin Tuhan memberikan waktu bagi kita untuk lebih memahami arti cinta sebenarnya. 

Kalau dulu aku selalu berpikir bahwa aku tak ingin mengenal orang lain selain kamu, mungkin sekarang Tuhan ingin menunjukkan bahwa banyak sekali pria yang jauh lebih baik dari kamu. Dan disini, aku harus bisa memahami bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tuhan mungkin ingin agar aku tidak terjebak dalam pandangan dan keyakinan yang sempit, bahwa hanya ada kamu dalam duniaku. Dan aku harus menerima hal itu. Menerima takdir Tuhan yang mungkin akan mengenalkan aku pada orang-orang baru.

Begitu halnya dirimu. Mungkin sebelumnya kamu selalu berpikir bahwa aku tidak berarti apa-apa untukmu, dan aku sangat jauh dari kategori ‘cewek cantik’ versimu. Tapi, saat kau mengenal orang yang baru, kau pasti akan tahu mana yang menurutmu lebih baik sebagai pendampingmu. Aku tidak menganggap diriku baik. Mungkin memang banyak wanita yang jauh lebih cantik dari aku. Tapi, jika aku boleh sedikit sombong, tak ada wanita lain yang bisa mencintaimu seperti aku mencintaimu. 

Bersamamu aku belajar untuk menjadi gadis dewasa. Ah, aku pun lupa bahwa saat ini aku sudah sangat dewasa jika dilihat dari faktor usia. Tapi, aku masih ingin menikmati hidup yang bebas layaknya gadis remaja. Yah, memang terkadang aku merasa iri ketika teman-teman sebayaku sudah menikah. Rasanya kehidupan mereka telah sempurna. Ada seseorang yang bisa diajak berbagi setiap saat. Tak seperti aku yang hanya berbagi lewat tulisan tanpa ada timbal baliknya.

Tapi, bagiku menikah di usia muda tak menjamin bahagia. Masih banyak hal-hal yang ingin aku wujudkan. Ah, mungkin orang lain hanya menganggap itu sebagai alibi karena aku tak mampu move on dari kamu. Biarlah. Hanya aku, kamu dan Tuhan yang tahu maksud hatiku. Dan ini yang aku suka lagi darimu, saat orang lain memiliki pandangan berbeda, kau selalu memiliki pandangan hidup yang sama denganku. Bahwa kehidupan itu tak hanya melulu soal pacaran lalu menikah. 

Mungkin benar menikah itu menyenangkan, tapi kehidupan setelah pernikahan itu jauh lebih penting. Untuk itu kita harus belajar dan kerja keras menyiapkan dari sekarang. Mandiri adalah satu kata yang penting bagi kita. Dimana kita harus bisa lepas dari orang tua dan berusaha untuk tidak meminta bantuan materi lagi pada orang tua. Dimana kita harus bisa meringankan beban orang tua setelah menikah, bukan malah menambahi beban mereka. Kau setuju kan tentang hal ini?

Ah, rasanya aku ingin mengintip takdir Tuhan. Apakah Tuhan akan menakdirkan kau untukku suatu saat nanti atau tidak? Tapi, lebih baik ini memang menjadi rahasia Tuhan yang hanya waktu yang bisa menjawabnya. Jika suatu saat nanti kita ditakdirkan untuk bersama sebagai jodoh, aku harap waktu yang pernah kita lalui bersama dan yang kita lewatkan bersama menjadi pelajaran berharga bagi kita. Biarlah waktu yang menjawab semuanya sekaligus memberikan pelajaran bagi kita. Tentang arti cinta, kesetiaan, pengorbanan, kebersamaan, kemandirian, kedewasaan, dan makna kehidupan yang sesungguhnya. 

Satu hari bersamamu, tak akan pernah terlupakan. Aku harap kau pun juga tak akan pernah melupakan kebersamaan kita. Terima kasih sudah pernah hadir dalam hidupku meski hanya sesaat. You are my inspiration...