Sebentar lagi tahun 2013 akan
tutup buku, disambut tahun 2014 yang masih penuh teka-teki. Akankah tahun 2014 sama dengan tahun sebelumnya?
ataukah lebih baik lagi?
Aku jadi ingat, dulu, setiap
malam tahun baru aku ingin sekali melewati detik-detik pergantian tahun, dengan
melihat kerlip kembang api. Tapi, sampai sekarang keinginan itu hanyalah sebuah
mimpi. Sampai detik ini aku belum bisa mewujudkan mimpi itu. Bahkan, melihat
kembang api dalam mimpi pun, aku tak pernah.
Hari ini, tepat satu tahun aku
menjalani kehidupan tanpa status. Pelajar bukan, pegawai juga bukan. Ya,
setahun yang lalu aku resmi menyadang gelar sarjana. Ada rasa bangga, bahagia,
sekaligus kecewa kala gelar itu disematkan di belakang namaku. Aku bangga dan
bahagia, tentu saja karena setelah 4 tahun lebih aku berjuang di bangku kuliah,
akhirnya gelar itu berhasil ku dapatkan. Tapi, aku juga kecewa dan miris,
karena sampai sekarang aku belum bekerja layaknya seorang sarjana.
“Percuma, jauh-jauh kuliah kok
nganggur.”
Sebenarnya aku tak mau mendengar
kata-kata itu. Tapi kata-kata itu terus dimuntahkan ke mukaku. Aku berusaha
untuk menutup telinga rapat-rapat. Tapi, desau angin seolah ikut berbisik
padaku.
Aku bukan pengangguran. Aku bekerja
kok. Meski hanya mengajari anak-anak kecil membaca dan menulis. Ya. Aku membuka
usaha bimbel di rumah.Kunamai bimbel kecilku dengan “RUMAH ILMU”. Berharap rumahku
menjadi berkah karena banyak ilmu. Tak seperti bimbel kebanyakan, yang
sasarannya kaum menengah ke atas. Bimbel ku murah meriah. Cukup dengan seribu
rupiah per pertemuan, anak-anak bisa belajar membaca, menulis, bahkan PR mereka
pun dijamin selesai. Aku juga bekerja sebagai freelance editor komik di sebuah
penerbit besar di Yogyakarta. Yah, memang penghasilan ku tak seberapa. Ibarat kata,
hanya cukup untuk beli pulsa. Tapi aku bersyukur, aku sudah bisa memenuhi
kebutuhanku sendiri. Tak lagi meminta pada orang tua lagi. Namun, bagaimanapun
juga hidup tanpa status itu sungguh tidak menyenangkan. Banyak yang meremehkan,
banyak pula yang mengacuhkan.
Bagiku, tahun 2013 adalah tahun
yang penuh cobaan. Mulai dari masalah skripsi yang penuh rintangan, lalu
masalah karir yang hingga kini tak juga kutemukan pekerjaan yang cocok, dan
satu lagi, masalah jodoh.
“Kapan nikah? Teman-temanmu udah
pada nikah tuh.”
Jlebbb!
Rasanya pertanyaan itu selalu
aku dengar sepanjang tahun 2013. Ah, aku bingung harus menjawab apa.
Kenyataannya, aku memang belum siap menikah. Aku masih ingin fokus dengan karir
dulu. Aku juga masih ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Aih, begitu
banyak mimpi yang ingin ku rangkai. Andai mereka mau mengerti....
Aku harap tahun 2014, akan
menjadi tahun yang lebih baik bagiku, bagi keluargaku, dan bagi semua orang. Jika
di tahun 2013, aku belum menemukan pekerjaan yang cocok, mudah-mudahan di tahun
2014 aku bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok, yang jauh lebih baik dari
pekerjaanku sekarang. Jika di tahun 2013, jodohku masih samar-samar. Mudah-mudahan
di tahun 2014, Allah SWT memperjelas jodohku. Jika di tahun 2013, aku belum
bisa merilis novel. Mudah-mudahan di tahun 2014 aku bisa merilis novel.
Dan, apapun cita-citaku di tahun 2013 yang belum bisa aku
wujudkan, mudah-mudahan aku bisa mewujudkannya di tahun 2014. Oh ya, yang
paling penting dari yang terpenting, aku selalu berharap mudah-mudahan
kesehatan, kesejahteraan, keselamatan, rizki yang halal barokah, serta panjang
umur senantiasa menaungi aku dan keluarga. Amiin...
Mudah-mudahan tahun 2014 membawa
kebaikan bagi kita semua. Khususnya untuk negeriku Indonesia, semoga tak ada
lagi korupsi, kolusi dan nepotisme. Semoga kedamaian senantiasa bersama kami.
Wish you all the best ^_^