Pages

27 Desember 2013

MENJENGUK KENANGAN, MENJEMPUT MASA DEPAN


                Sebentar lagi tahun 2013 akan tutup buku, disambut tahun 2014 yang masih penuh teka-teki. Akankah  tahun 2014 sama dengan tahun sebelumnya? ataukah lebih baik lagi?
                Aku jadi ingat, dulu, setiap malam tahun baru aku ingin sekali melewati detik-detik pergantian tahun, dengan melihat kerlip kembang api. Tapi, sampai sekarang keinginan itu hanyalah sebuah mimpi. Sampai detik ini aku belum bisa mewujudkan mimpi itu. Bahkan, melihat kembang api dalam mimpi pun, aku tak pernah.
                Hari ini, tepat satu tahun aku menjalani kehidupan tanpa status. Pelajar bukan, pegawai juga bukan. Ya, setahun yang lalu aku resmi menyadang gelar sarjana. Ada rasa bangga, bahagia, sekaligus kecewa kala gelar itu disematkan di belakang namaku. Aku bangga dan bahagia, tentu saja karena setelah 4 tahun lebih aku berjuang di bangku kuliah, akhirnya gelar itu berhasil ku dapatkan. Tapi, aku juga kecewa dan miris, karena sampai sekarang aku belum bekerja layaknya seorang sarjana.
                “Percuma, jauh-jauh kuliah kok nganggur.”
                Sebenarnya aku tak mau mendengar kata-kata itu. Tapi kata-kata itu terus dimuntahkan ke mukaku. Aku berusaha untuk menutup telinga rapat-rapat. Tapi, desau angin seolah ikut berbisik padaku.
                Aku bukan pengangguran. Aku bekerja kok. Meski hanya mengajari anak-anak kecil membaca dan menulis. Ya. Aku membuka usaha bimbel di rumah.Kunamai bimbel kecilku dengan “RUMAH ILMU”. Berharap rumahku menjadi berkah karena banyak ilmu. Tak seperti bimbel kebanyakan, yang sasarannya kaum menengah ke atas. Bimbel ku murah meriah. Cukup dengan seribu rupiah per pertemuan, anak-anak bisa belajar membaca, menulis, bahkan PR mereka pun dijamin selesai. Aku juga bekerja sebagai freelance editor komik di sebuah penerbit besar di Yogyakarta. Yah, memang penghasilan ku tak seberapa. Ibarat kata, hanya cukup untuk beli pulsa. Tapi aku bersyukur, aku sudah bisa memenuhi kebutuhanku sendiri. Tak lagi meminta pada orang tua lagi. Namun, bagaimanapun juga hidup tanpa status itu sungguh tidak menyenangkan. Banyak yang meremehkan, banyak pula yang mengacuhkan.
                Bagiku, tahun 2013 adalah tahun yang penuh cobaan. Mulai dari masalah skripsi yang penuh rintangan, lalu masalah karir yang hingga kini tak juga kutemukan pekerjaan yang cocok, dan satu lagi, masalah jodoh.
                “Kapan nikah? Teman-temanmu udah pada nikah tuh.”
                Jlebbb!
                Rasanya pertanyaan itu selalu aku dengar sepanjang tahun 2013. Ah, aku bingung harus menjawab apa. Kenyataannya, aku memang belum siap menikah. Aku masih ingin fokus dengan karir dulu. Aku juga masih ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Aih, begitu banyak mimpi yang ingin ku rangkai. Andai mereka mau mengerti....
                Aku harap tahun 2014, akan menjadi tahun yang lebih baik bagiku, bagi keluargaku, dan bagi semua orang. Jika di tahun 2013, aku belum menemukan pekerjaan yang cocok, mudah-mudahan di tahun 2014 aku bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok, yang jauh lebih baik dari pekerjaanku sekarang. Jika di tahun 2013, jodohku masih samar-samar. Mudah-mudahan di tahun 2014, Allah SWT memperjelas jodohku. Jika di tahun 2013, aku belum bisa merilis novel. Mudah-mudahan di tahun 2014 aku bisa merilis novel.
Dan, apapun cita-citaku di tahun 2013 yang belum bisa aku wujudkan, mudah-mudahan aku bisa mewujudkannya di tahun 2014. Oh ya, yang paling penting dari yang terpenting, aku selalu berharap mudah-mudahan kesehatan, kesejahteraan, keselamatan, rizki yang halal barokah, serta panjang umur senantiasa menaungi aku dan keluarga. Amiin...
                Mudah-mudahan tahun 2014 membawa kebaikan bagi kita semua. Khususnya untuk negeriku Indonesia, semoga tak ada lagi korupsi, kolusi dan nepotisme. Semoga kedamaian senantiasa bersama kami. Wish you all the best ^_^