Pages

9 Mei 2014

Andai Kau Tahu




Kau tahu, menyebalkan sekali harus melakukan sesuatu yang membuat aku ingat kembali padamu, padahal aku sudah berusaha mati-matian melupakanmu.
Aku tak tahu kenapa, Tuhan memberikan jalan ini padaku. Setiap aku akan berhasil melupakanmu dan terbiasa hidup tanpa kamu.  Tuhan selalu punya cara untuk membuka memoriku lagi.
Kau tahu, aku begitu rapuh kalau aku sudah mengingatmu. Kenangan dalam balut keindahan dan luka yang pernah kau torehkan itu menyeruak kembali dalam hidupku.
Aku selalu gagal untuk melupakanmu. Dan itu sangat menyakitkan buatku.
Berulang kali aku berusaha membuka pikiranku sendiri. Bahwa inilah takdirku.
Tuhan mungkin menghadiahkan kamu dalam hidupku hanya sementara. Kemudian harus memisahkan kita, karena Tuhan tahu kamu tak pantas buat aku.
Aku selalu percaya bahwa Tuhan akan memberikan pengganti yang jauh lebih baik dari kamu.
Tapi aku juga tidak mengerti, kenapa selalu ada cara Tuhan yang membuat aku ingat lagi padamu.
Apakah ini hanya perasaanku?
Ya, mungkin saja. Aku tak bisa memungkiri jauh di lubuk hatiku, aku masih sangat mengharapkanmu. Walau sebenarnya kamu tak pantas buatku. Kamu telah menyakiti hatiku dan sepantasnya aku harus membencimu.
Tapi, aku tak pernah berhasil melakukan itu. Kamu terlalu indah untuk ku benci. Dan aku sangat tersiksa dengan keadaan ini.
Aku sudah berusaha membuka hati bagi orang lain. Tapi, lagi-lagi bayanganmu hadir dalam hidupku.
Sebenarnya apa maumu?
Aku sungguh tak pernah bisa menebak jalan pikiranmu. Aku bahkan tak bisa memahamimu meski  empat tahun aku bersamamu. Ternyata, aku tak begitu mengenal sifat aslimu.
Ah, apapun itu. Tuhan tak pernah salah dalam memilih jodoh untukku.
Pasti akan ada rahasia yang begitu indah yang akan Tuhan berikan dalam hidupku.
Entah besok, lusa atau kapan pun itu. Aku akan tetap menunggu kado terindah itu.

8 Mei 2014

AWAN, HUJAN, DAN KITA



Kita dulu itu ibarat awan mendung yang membawa titik-titik hujan.
Aku adalah awannya
Yang menyediakan semua tempat untuk air hujan berlindung.
Memberikan kehangatan serta ruang yang nyaman, sehingga kamu selalu aman di bawa ke mana-mana.
Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak, tetapi aku tak pernah mengeluh.
Aku bangga bisa membawamu ke mana-mana.
Aku senang bisa selalu mendekapmu, dan dibuat seolah akan hidup selamanya denganmu.
Dan engkau adalah hujan….
Yang muncul entah dari mana asalnya.
Membawa banyak harapan, yang ingin selalu kugenggam.
Kamu terasa dingin sekaligus hangat.
Keras sekaligus lembut.
Sayangnya kamu tak pernah bisa digenggam.
Selalu berdalih ingin mencari kebebasan, tanpa diketahui kapan bisa tinggal lama di sebuah ruang.
Dan saat sang waktu bertiup membawa ke manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi.
Jatuh begitu saja ke bumi, tanpa menoleh, tanpa sepatah kata, dan membawa semua harapan itu pergi.
Hampa sudah aku rasanya, tak ada yang kupeluk, tak ada yang kudekap lagi.
Aku sendirian...
Namun begitu waktu kembali meniupku, aku sadar... aku menjadi awan yang putih dan ringan.
Yang bahagia di antara sinar mentari.
Dan aku juga mulai melupakanmu.
Membiarkanmu yang tadinya jatuh entah ke mana di pelukan bumi, memberikan harapannya pada orang lain. 

Dikutip dari vemale.com