Kita dulu itu ibarat awan mendung yang
membawa titik-titik hujan.
Aku adalah awannya …
Yang menyediakan semua tempat untuk air hujan
berlindung.
Memberikan kehangatan serta ruang yang
nyaman, sehingga kamu selalu aman di bawa ke mana-mana.
Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak,
tetapi aku tak pernah mengeluh.
Aku bangga bisa membawamu ke mana-mana.
Aku senang bisa selalu mendekapmu, dan dibuat
seolah akan hidup selamanya denganmu.
Dan engkau adalah hujan….
Yang muncul entah dari mana asalnya.
Membawa
banyak harapan, yang ingin selalu kugenggam.
Kamu terasa dingin sekaligus hangat.
Keras sekaligus lembut.
Sayangnya kamu tak pernah bisa digenggam.
Selalu
berdalih ingin mencari kebebasan, tanpa diketahui kapan bisa tinggal lama di
sebuah ruang.
Dan saat sang waktu bertiup membawa ke
manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi.
Jatuh begitu saja ke bumi, tanpa menoleh,
tanpa sepatah kata, dan membawa semua harapan itu pergi.
Hampa sudah aku rasanya, tak ada yang
kupeluk, tak ada yang kudekap lagi.
Aku sendirian...
Namun begitu waktu kembali meniupku, aku sadar...
aku menjadi awan yang putih dan ringan.
Yang bahagia di antara sinar mentari.
Dan aku juga mulai melupakanmu.
Membiarkanmu yang tadinya jatuh entah ke mana
di pelukan bumi, memberikan harapannya pada orang lain.
Dikutip dari vemale.com
Dikutip dari vemale.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sudah berkunjung, nggak enak dong kalo nggak ninggalin jejak.
Silahkan berkomentar yang sopan yaa....