Dear, Stiletto...
Wah... nggak terasa ya perjalanan Stiletto sudah menginjak
usia 3 tahun. Padahal rasanya baru kemarin lho aku kenal sama Stiletto.
Iya... iya... kemarin. Kira-kira beberapa bulan yang lalu,
saat aku lagi gencar-gencarnya menulis, terus aku rajin banget browsing
info-info lomba menulis dari internet. Nah, saat aku browsing-browsing itu
search engine ku ketemu deh sama Stiletto. Aku penasaran dong sama nama uniknya
Stiletto dan berlogo sepatu merah itu. Buru-buru deh aku klik. Ternyata saat
itu Stiletto lagi ngadain lomba menulis bertema “A Cup of Tea for Lover; Cinta
Buta”
“Wah, kesempatan nih buat ikut,” pikirku saat itu. Aku langsung
terjun mencari-cari referensi buku-buku terbitan Stiletto. Aku juga mencari
tahu bagaimana karakter naskah yang diterima Stiletto. Pokonya usaha banget deh
buat ikutan lomba itu.
Aku langsung
meluncur deh ke toko buku di kotaku. Begitu sampai disana, mataku bergerak liar
menuju jajaran rak buku yang berisi buku-buku terbitan Stiletto. Terus, aku
ketemu novel “Dear Friend with Love”.
Begitu baca
judulnya, aku langsung tertarik. Soalnya aku pikir novel ini tentang kisah
persahabatan yang berubah menjadi cinta. Pas banget sama ceritaku (lhoh, malah
curcol :D). Uhm, tapi setelah aku baca,
ternyata alurnya nggak sesederhana yang aku bayangkan. Karin dan Rama harus
melewati hati yang lain dulu sebelum mereka bersatu.
Aku langsung
terhanyut sama ceritanya. Konflik-konflik yang disuguhkan itu lho, cetar
membahana badai. Tapi.... tapi... gara-gara asyik baca buku ini –ditambah lagi ada
kesibukan lain- aku jadi melupakan deadline lomba “A Cup of Tea for Lover;
Cinta Buta” nya. Pas aku udah bikin cerpennya dan mau kirim, ternyata malah
kelewat deadline. Hiks, hancur hatiku saat itu. Rasanya seperti dipanah pake
panah api yang panas membara, lalu hatiku hancur berkeping-keping jadi tak
bersisa (hehe... lebay). Ya udah deh cerpennya masuk museum folder komputer
aja.
Beberapa bulan
kemudian, ketemu lagi deh sama lomba review “Anakku Sehat Tanpa Dokter”. Pengen
ikutan sih, tapi kan buku ini genrenya buat ibu-ibu ya? Jadi aku kurang tertarik
aja, hehe... sampai akhirnya ketemu sama lomba menulis “Surat untuk Stiletto
Book” ini. Langsung aku ikutan curhat deh.
Mudah-mudahan
di usia yang ke-3 ini, Stiletto bisa menjadi penerbit yang sukses, dan disukai
oleh para pembaca. Semakin banyak melahirkan karya-karya hebat dari
penulis-penulis terhebat pula. Buku-bukunya semakin best seller juga. Dan yang
paling penting, semakin sering mengadakan lomba menulis. Hehe... biar aku bisa
ikutan gitu.
O, ya
Stiletto. Aku belum pernah mengirim naskah ke Stiletto. Soalnya, aku masih
belajar menulis juga. Mudah-mudahan di suatu hari yang cerah nanti, Stiletto
bisa benar-benar mewujudkan mimpi aku, untuk menjadi wadah melahirkan karyaku.
Very hopefully ^_^
Happy Birthday, Stiletto....
From :
Nurry Savitri
sha_vie3@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sudah berkunjung, nggak enak dong kalo nggak ninggalin jejak.
Silahkan berkomentar yang sopan yaa....