Judul Buku :
Penjaja Cerita Cinta
Penulis :
@edi_akhiles
Penerbit :
DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan 1 : Desember 2013
Tebal :
192 halaman
ISBN
: 978-602-255-397-7
“Kumpulan
cerita dalam buku ini sungguh tak biasa”
Sebagai
penulis produktif yang namanya masuk kategori Angkatan Sastra Tahun 2000, Edi
Akhiles memang pantas dianugerahi penghargaan sebagai Pegiat Sastra Indonesia
Tahun 2013 oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Disela-sela kesibukannya memimpin
DIVA Press, Edi Akhiles masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa buku
yang inspiratif. Salah satunya Penjaja Cerita Cinta.
Buku
Penjaja Cerita Cinta ini berisi
kumpulan cerpen karya Edi Akhiles, yang beberapa
diantaranya sudah
pernah dipublikasikan di media cetak maupun media online. Cerpen-cerpen dalam
buku ini sebagian diantaranya ditulis berdasarkan kisah nyata (based on true story) yang tentu saja
sangat inspiratif. Dikemas dengan gaya bahasa yang mengalir,
pemilihan diksi yang bagus
dan judul-judul yang unik.
Selama membaca buku ini, kita akan
disuguhi cerita yang “tidak biasa”. Mulai dari tema cerita, isi cerita dan gaya
penulisannya. Tidak seperti buku antologi cerpen pada umumnya, yang hanya
menyajikan satu teknik penulisan yang sama. Maka, dalam buku Penjaja Cerita Cinta, pembaca akan
diajak belajar menulis dengan teknik yang berbeda-beda.
Dalam
cerpen pertama yang berjudul sesuai covernya Penjaja Cerita Cinta,
pembaca serasa dibuai dengan diksi-diksi puitis nan romantis yang berserakan di setiap
paragrafnya. Meskipun cerpen Penjaja
Cerita Cinta ini dirangkai
melebihi halaman yang disyaratkan untuk cerpen pada umumnya, tapi bagi saya
pribadi cerita ini memang pantas ditulis dengan halaman yang lebih. Karena, kisah dalam ceritanya yang menarik
dan mengajak pembaca untuk terus menikmati kelanjutan ceritanya.
Jika sebelumnya emosi pembaca akan terkuras saat
membaca cerpen Penjaja Cerita Cinta.
Maka dalam cerpen kedua yang berjudul Love
is Ketek,
pembaca seolah diajak membaca buku
diary, karena tutur bahasanya yang ringan dan sering digunakan dalam percakapan
sehari-hari. Teknik penulisan serupa juga bisa ditemukan dalam
cerpen berjudul Tak Tunggu Balimu, Abah I Love You, Lengking Hati Seorang Ibu yang Ditinggal Mati Anaknya (In Memoriam Lik
Adnan). Cerita dalam cerpen ini sebenarnya memiliki tema yang biasa, namun
dikemas dengan teknik menulis seperti buku diary. Serta menyimpan amanat yang
begitu mendalam di akhir ceritanya.
Teknik
penulisan yang berbeda di setiap cerpen, memang membuat emosi pembaca naik turun.
Jika dari awal pembaca diajak bersedih-sedih ria, dalam cerpen yang
berjudul Cerita Sebuah Kemaluan,
pembaca akan diajak tertawa
terpingkal-pingkal, karena melihat dari judulnya saja sudah
unik. Saya sendiri
pun dibuat tertawa sekaligus bingung
karena judul dan jalan ceritanya yang benar-benar lucu dan nyeleneh. Namun, anda jangan berpikir negatif terlebih
dahulu. Seperti pesan penulis yang disampaikan di akhir cerita, “Plis baca cerpen ini sampai habis agar tidak
sepenggal kesimpulanmu”. Ternyata benar, cerita ini mengajarkan kepada kita
bahwa kita sebagai manusia hanya memiliki satu rasa malu dan rasa malu itu harus
benar-benar dijaga. Karena apabila sekali saja kita malu, maka seumur hidup pun
akan menanggung beban malu itu.
Judul cerpen yang unik serta kisah yang tidak biasa
juga akan dijumpai pada cerpen berjudul Dijual
Murah Surga Seisinya, Munyuk, Si X Si X and God. Judul-judul unik seperti
ini memang seringkali dibutuhkan untuk menarik minat baca. Sehingga pembaca
akan merasa penasaran dengan isi ceritanya. Hanya saja dalam cerpen Si X Si X and God bukan hanya judulnya
saja yang unik tapi juga teknik menulisnya. Cerpen ini ditulis menggunakan
dialog antar tokoh saja tanpa ada pengantar atau narasi di dalamnya. Meski terkesan
monoton, tapi cerita dalam cerpen ini sangat edukatif. Yakni, mengajak kita
untuk mendengarkan nurani kita. Karena disana tersembunyi suara Tuhan yang
selalu mengajarkan kebaikan. Maka, jika ada orang jahat itu karena hati nuraninya
telah mati.
Untuk cerpen yang berjudul Cinta yang tak berkata-kata, Menggambar Tubuh Mama, Cinta Cantik, dan Aku
Bukan Batu, dirangkai seperti kebanyakan cerpen pada umumnya. Sebagian menggunakan
diksi yang ringan dan mudah dipahami. Sebagian lagi, menggunakan diksi puitis
dan ada beberapa diksi yang sulit dipahami bagi pembaca dari kalangan awam,
seperti saya. LOL
Latar
belakang penulis yang memang lulusan ilmu filsafat dan juga seorang penggemar
Moto GP, juga akan terlihat dari beberapa cerpen dalam buku ini. Misalnya dalam
cerpen Secangkir Kopi
Untuk Tuhan, yang bercerita tentang seorang penggemar
Moto GP yang bersedih karena kematian Marco Simoncelli. Lalu, dalam cerpen Tamparan
Tuhan, saya
dibuat merenung lama untuk memahami isi cerita. Mungkin karena saya yang tidak
begitu memahami unsur filsafat yang dimasukkan dalam cerpen ini.
Dan, untuk keseluruhan cerita dalam buku ini masih dijumpai beberapa kata
yang salah ketik (typo). Namun, hal itu tidak terlalu mengganggu
makna dan amanat yang ingin disampaikan penulis. Selain itu, ada
beberapa background di dalam buku ini yang kurang dibuat transparan, sehingga
akan menutupi beberapa bagian teks dan tentu saja akan mengganggu para pembaca.
Bagi
anda penggemar literasi, maka buku ini akan mengajarkan berbagai teknik
kepenulisan yang tentu saja sangat bermanfaat. Mulai dari teknik menulis dengan
gaya “khas sastra” dengan diksi yang indah, sampai teknik menulis dengan gaya
bahasa yang ringan namun dikemas dengan alur yang begitu rapi dan apik. Di akhir halaman buku
ini, penulis juga menyajikan beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh
penulis. Maka, bagi anda yang
memiliki cita-cita untuk menjadi penulis profesional. Buku ini sangat layak
untuk dimiliki. Selain
itu, bagi anda yang haus akan nilai-nilai agama, maka cerita-cerita dalam buku
ini akan mengajarkan pada anda nilai-nilai kehidupan beragama.
Semoga bermanfaat!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sudah berkunjung, nggak enak dong kalo nggak ninggalin jejak.
Silahkan berkomentar yang sopan yaa....