Kehidupan ini tak ubahnya dengan
roda yang berputar, kadang kita di atas dan kadang kita di bawah. Adakalanya saat
kita merasa di atas, kita lupa pada mereka yang di bawah kita. Kita hanya
memandang orang-orang yang sejajar dengan kita tanpa pernah peduli pada Dia
yang ada di atas kita. Kita lupa bahwa apa yang kita punya saat ini hanya
sementara. Kita terlalu percaya diri pada kesuksesan yang kita miliki adalah semata-mata
murni usaha kita sendiri. Padahal tanpa kita sadari ada tangan-tangan yang
selalu membantu kita. Tapi kita lupa dan menganggap mereka tak punya andil
apa-apa dalam hidup kita. Lantas kita berfoya-foya dan mencari kesenangan
duniawi. Sampai suatu ketika Tuhan mengingatkan kita dengan caranya yang tanpa
kita duga. Apa yang selama ini kita klaim hasil kerja keras kita, semuanya raib
diambil pemiliknya. Harta, tahta, pasangan, keturunan, ilmu, karir… semuanya
nyaris tak ada yang tersisa jika Tuhan telah berkehendak. Lalu, siapa yang kita
salahkan? Menyalahkan orang-orang di sekitar kita karena tak mau membantu saat
kita ditimpa musibah. Lalu, dimana kita saat mereka membutuhkan bantuan kita?
Penyesalan memang selalu datang
belakangan. Ketika semua yang kita banggakan nyaris tak bersisa, hanya raung
tangis penyesalan yang menyelimuti kita. Inilah saat dimana kita merasa paling
bawah. Roda kehidupan telah berputar dan
tak ada yang mampu mencegahnya selain perilaku kita. Saat kita di bawah seperti
ini, yang ada hanya perasaan sedih, pesimis, dan bersalah. Kita selalu menganggap
tak ada yang bisa kita lakukan selain hanya sedih dan pasrah. Kita menunggu
keajaiban akan datang dengan sendiri pada kita. Tanpa kita cari, tanpa kita
peduli. Lalu, apa yang kita lakukan selama kita dalam roda paling bawah? Menangis?
Menyesal? Merutuki diri sendiri? Menyalahkan orang lain? Mengunci diri dari kehidupan
di luar?
Tuhan menciptakan roda kehidupan
bukan tanpa alasan. Roda kehidupan ada agar kita seimbang. Saat kita di atas,
kita harus selalu mawas diri bahwa suatu ketika kita juga akan di bawah. Dan saat
kita di bawah, kita juga harus yakin bahwa pada saatnya nanti kita akan ada di
atas. Lika-liku hidup di dunia hanyalah sebuah proses menuju kehidupan yang
kekal di akhirat. Entah saat kita di atas atau di bawah, kita harus ingat bahwa
kehidupan ini hanya sementara. Ada kehidupan lain yang lebih kekal di sana.
Lalu, apa yang kita harus kita
lakukan? Apa kehidupan di dunia ini tak ada gunanya?
Semua tetap berguna. Tinggal bagaimana
kita menyikapi kehidupan ini. Kita memang telah memilih takdir kita sendiri. Tapi
kita juga harus berusaha untuk mengubahnya pabila takdir yang kita jalani tidak
baik. Ingatlah pada kehidupan setelah ini dan pemilik kehidupan. Niscaya akan ada
jalan yang terbaik untuk kita. Semua proses yang kita jalani dalam kehidupan
ini hendaknya didasari dengan tujuan kebaikan untuk kehidupan lain setelah ini.
Entah itu saat kita di atas ataupun di bawah.
Ada akhir dimana kita harus
meninggalkan apa yang telah kita jalani di dunia. Jika selama ini kita selalu
di atas, pikiran-pikiran kita selalu disibukkan dengan materi dan kekuasaan, lalu apa yang kita persiapkan
untuk kehidupan setelah ini? Atau jika selama ini kita selalu di bawah dan
pikiran-pikiran kita disibukkan dengan bersedih dan mengeluh, lalu apa kita sanggup
menjalani kehidupan berikutnya jika ternyata tidak sama baiknya dengan
kehidupan kita sekarang?
Segala sesuatu yang dijalani
dengan seimbang akan terasa lebih nikmat daripada kita lebih memprioritaskan
salah satu. Sama halnya kalau kita makan saja tanpa minum, apakah kita akan
bisa merasakan kenikmatan dari makanan kita?
Tentu saja tidak. Begitu pula
dengan kehidupan. Kebahagiaan dan kesedihan adalah proses yang harus kita
jalani. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan bila kita tidak pernah
bersedih.
Jadi, untuk kita yang selalu
merasa bahagia ataupun merasa sedih. Percayalah akan ada akhir dari semua ini. Yang
perlu kita lakukan hanyalah mempersiapkan diri menghadapi semua kemungkinan
yang kapanpun bisa terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sudah berkunjung, nggak enak dong kalo nggak ninggalin jejak.
Silahkan berkomentar yang sopan yaa....