Pages

5 Mei 2013

RUMAH PINTAR

“Rumah Pintar”. Begitu aku menamai rumah kecilku yang saat ini ku sulap menjadi sebuah perpustakaan dan bimbingan belajar. Yap. Berawal dari hobi membaca buku, aku bermimpi untuk memiliki sebuah perpustakaan pribadi. Aku ingin semua koleksi bukuku tertata rapi dalam rak. Agar, jika suatu saat aku ingin membacanya kembali, aku tak perlu repot-repot membongkar kardus. Huh, selama ini buku-buku yang kusimpan dalam kardus bukannya awet, tapi malah rusak dimakan rayap.

Ide tentang pendirian perpustakaan ini awalnya hanya lewat saja dalam benakku. Waktu itu buku ku masih sedikit, mungkin hanya sekitar 20 buku. Itupun beberapa diantaranya buku-buku diktat kuliah. Anggaran untuk membeli buku pun belum aku rencanakan. Yah, maklum saat jadi mahasiswa uang sakuku selalu habis untuk kebutuhan yang lain. Namun, saat aku mulai menekuni hobiku yang lain, yakni menulis cerpen. Keinginan untuk memiliki perpustakaan pribadi begitu menggebu.

Aku sering mengikuti perlombaan menulis cerpen yang diadakan oleh penerbit-penerbit ataupun oleh komunitas-komunitas penulis. Dari sana, banyak hasil cerpenku yang dibukukan. Alhasil pasti ada dong keinginan untuk memamerkan hasil karyaku itu dalam rak yang berjajar rapi. Apalagi jika aku menang dalam sebuah kompetisi, hadiahnya buku pula. Daripada aku menyediakan banyak kardus, mending buku-buku itu ku pamerkan saja dalam sebuah rak kaca minimalis. Sejak saat itu terciptalah perpustakaan mini-ku.

Perpustakaanku ada bukan hanya untukku pribadi, tetapi juga untuk teman-teman yang hobi dan ingin menambah pengetahuan melalui membaca. Terutama untuk anak didikku di bimbingan belajar yang aku kelola sendiri. Aku prihatin kepada mereka. Kebanyakan orang tua mereka hanya bekerja sebagai buruh harian di pabrik rokok. Sekolah mereka pun bukan sekolah elite yang padat fasilitas. Sekolah mereka hanya SD biasa yang bisa dikatakan minim fasilitas. Betapa tidak, untuk buku pelajaran saja mereka hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Itupun hanya dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa) yang hanya dipinjamkan ketika di sekolah saja. Ketika di rumah, para siswa belajar dengan catatan mereka seadanya.

Terkadang aku membuka-buka buku mereka. Kudapati coretan-coretan pena yang kebanyakan tak bisa kubaca. Maklum anak SD. Ah, aku jadi kasihan kepada mereka. Kalau seperti ini bagaimana caranya mereka bisa pintar belajar di rumah?

Maka dari itu, “Rumah Pintar”ku hadir untuk mereka. Membimbing mereka belajar dan membantu menyediakan buku-buku untuk mereka. Yah, meskipun belum maksimal. Mudah-mudahan perpustakaan mini ku itu bisa membantu dan membawa mereka ke arah masa depan yang lebih baik lagi. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sudah berkunjung, nggak enak dong kalo nggak ninggalin jejak.
Silahkan berkomentar yang sopan yaa....