Sebulan yang lalu, saya mengikuti
workshop kepenulisan di Yogyakarta. Di sana, saya bertemu banyak kawan baru,
salah satunya seorang kawan yang berasal
dari Jambi. Kami banyak bertukar pengalaman dan bertukar cerita tentang kota
kami.
Kawanku sempat kaget saat aku cerita
kena macet waktu perjalanan menuju
Jogja.
“Ah macet? Aneh dengarnya. Di Jambi
tak ada mecet sih,” selorohnya.
“Benarkah? Hebat ya,” batinku.
Padahal menurutku fenomena macet sudah biasa di Indonesia.
Dari situ, dia mulai membuka cerita
tentang Jambi. Tapi, yang paling menarik saat dia cerita tentang Danau Kaco.
Sebuah danau yang pesonanya menakjubkan dan juga menyimpan misteri.
Danau Kaco terletak di Kawasan
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau ini memiliki luas sekitar 30 x 30 meter, dan kedalaman
yang masih menjadi misteri. Kenapa
masih menjadi misteri? Karena menurut cerita temanku, belum pernah ada yang
bisa mengukur dengan tepat kedalaman Danau Kaco ini. Yah, hampir sama dengan
misteri jumlah pintu di Lawang Sewu, Semarang. Sampai saat ini pun belum ada
yang berhasil menghitung dengan tepat jumlah pintu-pintu di Lawang Sewu. Namun,
meski memiliki kedalaman air yang tidak
terukur, namun dasar Danau Kaco bisa terlihat secara jelas. Ini karena warna
air yang bening dan jernih serta tempat ribuan ikan semah berkembang biak.
Konon ceritanya, ikan-ikan yang
ada di dalam Danau Kaco hanya bisa
ditangkap dengan menggunakan pancing. Jika menggunakan peralatan lain, dijamin tidak akan berhasil. Menariknya lagi, pemancing yang ingin
memancing di Danau Kaco, harus memiliki niat yang baik. Jika tidak, maka orang
itu tidak akan mendapat ikan. Selain itu, jumlah tangkapan juga tergantung pada
niat pemancing. Jika dari rumah niatnya dapat ikan lima ekor,
maka dia hanya dapat lima ekor ikan semah. Jikalau lebih dari lima, itu bukan
ikan semah tapi ikan lele.
Selain
menyimpan misteri, keunikan lain dari Danau Kaco adalah danau ini mengeluarkan cahaya
saat malam hari. Menurut
kepercayaan warga setempat, cahaya yang dikeluarkan dari dasar Danau Kaco
merupakan cahaya intan yang tersimpan di dasar air. Intan tersebut dulunya
disimpan oleh Raja Gagak (raja yang berkuasa saat itu) sebagai titipan dan ikatan janji
pangeran-pangeran yang ingin melamar putri Raja Gagak yang bernama Putri Napal
Melintang.
Putri Napal Melintang dikenal
memiliki wajah yang sangat cantik sehingga ia disukai oleh pemuda yang ada pada
zaman itu. Bahkan, karena kecantikannya ia juga dicintai oleh ayahnya
sendiri. Raja Gagak membawa lari putrinya beserta perhiasan
emas dan intan yang dititipkan oleh para pangeran sebagai tanda janji, dan
menyimpan emas dan intan tersebut di dasar danau.
Setelah mendengar cerita kawan saya, saya
tertarik dan langsung browsing di
Internet. Ternyata, pemandangan di danau ini benar-benar wow. Airnya jernih dan
biru mirip dengan view di Danau
Yucatan, di utara Meksiko.
![]() |
Danau Kaco, Jambi |
![]() |
Danau Yucatan, Meksiko |
Suatu saat nanti jika kalian pergi ke Jambi
jangan lupa untuk mampir ke Danau Kaco. Namun, anda harus sedikit bersabar karena
untuk bisa sampai Danau Kaco anda harus
berjalan kaki hingga 5 jam lamanya. Tapi tak
apa, pemandangan sepanjang perjalanan
akan sangat menghibur anda, panorama alam yang masih bersih akan menemani perjalanan anda. Selamat berlibur!
[Foto dan sebagian isi dikutip dari berbagai sumber]
"Postingan ini di ikut sertakan kedalam Lomba Blog www.pipetmagz.com"